Kelompok Fajar Pagi Binaan Polbeng dan PHR Raih Laba Hasil Penjualan Pupuk Organik

Pengolahan kotoran sapi dari peternakan, menjadi pupuk organik, memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
SIGAPNEWS.CO.ID | BENGKALIS - Kelompok Fajar Pagi Perbatinan Tongonong Desa Tengganau, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis binaan Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) dan PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja Rokan berhasil meraih laba atau keuntungan dari penjualan pupuk organik yang mereka hasilkan dari kotoran sapi miliknya.
Pengolahan kotoran sapi dari peternakan mereka menjadi pupuk organik tersebut juga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
Setiap harinya, lebih dari 450 kilogram kotoran dihasilkan dari 30 ekor sapi milik kelompok tersebut.
Pupuk organik yang dihasilkan dijual kepada pemilik kebun sawit dengan harga perkilogramnya yakni 3.000 rupiah.
Ketua Pengelola Polbeng, M. Afridon menjelaskan, Polbeng turut berperan dalam memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas kelompok tani tersebut.
Lalu ia menjelaskan, Kelompok Fajar Pagi ingin mengembangkan metode pengolahan yang lebih terukur untuk meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan.
“Harapannya, kotoran sapi ini nantinya bisa diproses sedemikian rupa hingga kandungan unsur haranya sesuai dengan standar pupuk alami yang lebih tinggi, sehingga dapat diterima oleh semua pemilik lahan sawit,” ujar Afridon sebagaimana disampaikan Humas Polbeng, Reno kepada media ini melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp, Jumat, 18 Oktober 2024.
Lebih lanjut M. Afridon mengatakan, Kelompok Fajar Pagi memiliki ambisi untuk mengembangkan usaha itu dengan mengadopsi teknologi pengolahan yang lebih modern.
Harapannya, pupuk organik produksi mereka dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin besar dan menjadi solusi bagi pertanian berkelanjutan.
Ketua Kelompok Fajar Pagi, Rahmat Amin mengatakan, pupuk organik dari kotoran sapi tersebut sangat diminati karena kualitasnya yang baik dan ramah lingkungan.
“Dengan menjual kotoran sapi ini, kami mendapatkan pendapatan harian yang bermanfaat untuk menambah kesejahteraan kelompok. Selain itu, pupuk alami ini membantu para pengusaha sawit mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” tambahnya.
Penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi tersebut, lanjutnya, memberikan sejumlah manfaat, baik bagi petani maupun lingkungan.
“Pupuk ini mampu meningkatkan kesuburan tanah, sehingga hasil panen menjadi lebih baik. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan,” ucapnya.
Sementara itu, Sr. Analyst Social Perfomance PHR, Winda Damelia menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif kelompok tersebut.
Sebagai perusahaan yang peduli pada lingkungan dan masyarakat, pihaknya akan terus memberikan pendampingan dan dukungan.
“Kami senang melihat kelompok binaan kami bisa mengoptimalkan potensi yang ada dan membuka peluang usaha yang baru,” pungkas Winda.
Editor :Basir
Source : Humas Polbeng