Inspirasi dari Visionary Management Bootcamp
Dosen Polbeng Faisal Ananda MT Ikuti Pelatihan Profesional Perguruan Tinggi Vokasi di Inggris

Faisal Ananda di Coventry University Inggris (foto: Humas Polbeng)
SIGAPNEWS.CO.ID | BENGKALIS - Sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperkaya ekosistem pendidikan vokasi Indonesia agar semakin relevan dengan tuntutan zaman, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, melalui Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) vokasi menggelar Program Pelatihan Profesional kepada Dosen Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) yang bertajuk Visionary Management Bootcamp for Vocational University Leaders, di Coventry University, Inggris, 27 November hingga 15 Desember 2023.
Salah seorang Dosen Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng), yaitu Faisal Ananda ST., MT dari Jurusan Teknik Sipil, berhasil dikirim menjadi peserta pelatihan melalui skema pendanaan LPDP.
Faisal yang saat ini menjabat sebagai Ketua Inkubator Bisnis Polbeng, sebelumnya sudah pernah mengikuti kegiatan yang serupa pada Tahun 2018 di Jerman dan 2019 di Selandia Baru, yang juga berbentuk beasiswa pelatihan yang saat itu didanai oleh Kemenristekdikti.
Program Visionary Management Bootcamp ini dirancang untuk membekali para pemimpin PTV masa depan dengan metode, teknik teknik dan pengalaman praktis yang diperlukan untuk menjadi leader dan inovator yang mampu menginspirasi dan memotivasi tim mereka untuk membawa PTV mereka ke menuju world class university.
Selain dari inisiatif KLSD, pelatihan ini juga terselenggara berkat peran Benny Tjahjono, Professor of Sustainability and Supply Chain Management yang juga merangkap Director of Research Engagement.
Menurut Benny, dengan memanfaatkan hubungan yang kuat dengan industri, Coventry mendesain program pelatihan unik ini, yang memungkinkan para pemimpin PTV untuk 'belajar dalam kemitraan dengan industri'. “Para pemimpin di Coventry University dan industri kami hadirkan sebagai fasilitator dan narasumber untuk melakukan transfer knowledge kepada peserta pelatihan.”
“Pengalaman berinteraksi dengan world-class company dan research centre di Coventry diharapkan bisa menjadi springboard untuk peningkatan kapasitas dosen PTV sebagai future leader yang mampu mendefinisikan visi berkelas dan perencanaan strategis yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam kurun waktu 3 minggu, pelatihan ini seutuhnya berfokus pada pengembangan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk mengidentifikasi tren di dunia akademis yang sedang berkembang, memprediksi perubahan, dan menetapkan visi. Program ini mencakup berbagai topik, termasuk perencanaan strategis, inovasi, kreativitas, pemikiran desain, dan peramalan masa depan.
Pelatihan ini diberikan melalui kombinasi class teaching, diskusi kelompok, studi kasus, dan belajar langsung dari Senior Management Team di Coventry University. Mereka adalah Prof. Lyndon Simkin sebagai Director of Centre for Business in Society, Prof. Mike Hardy sebagai Founding Director dari Centre for Trust, Peace and Social Relations, dan Prof. Marcos Kauffman sebagai Director of Research Centre for Manufacturing and Materials (CMM). Prof. Richard Dashwood sebagai Deputy Vice-Chancellor Research, Coventry University juga turut memberikan insight pengalamannya dalam membangun 18 Research Centre unggulan di Coventry University.
Selain Faisal dari Politeknik Negeri Bengkalis, masih ada 11 peserta lain yang mengikuti pelatihan tersebut, diantaranya yang berasal dari Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Madiun, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan Politeknik Negeri Madura.
Faisal juga berkesempatan untuk mengunjungi perusahaan kelas dunia dan belajar langsung dari para praktisi dan pelaku industri di lapangan.
“Melihat langsung bagaimana teknologi yang diterapkan industri otomotif kelas dunia seperti Mini Cooper dan Triumph merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi kami,” ujar Faisal.
Kunjungan ke Institute of Advanced Manufacturing and Engineering (AME) Coventry dan Unipart memberikan tips bagaimana interaksi antara dunia industri dan akademik di Inggris dapat menyelesaikan permasalahan industri secara kolaboratif, serta membawa keuntungan bersama bagi kedua belah pihak.
Selain manfaat secara personal yang didapatkan, bagi kampus Polbeng pelatihan ini berpotensi membuka peluang kerjasama dengan institusi dan perusahaan di Inggris. “Saya sangat berharap transfer knowledge ini dapat berlanjut dalam bentuk kerjasama strategis, baik penelitian, pengajaran, ataupun pengembangan sumber daya manusia,” tambah Faisal.
Kerjasama jangka panjang ini tentu dapat menambah pengalaman sekaligus meningkatkan kapasitas Polbeng untuk menuju politeknik terkemuka dan unggul.
Mewakili pihak Coventry, Benny menyambut baik usulan tersebut. “Coventry dulunya juga Politeknik dan karena itu kami sangat paham kebutuhan politeknik di Indonesia. Kami berharap untuk bisa berperan-serta meningkatkan kapabilitas dan daya saing Politeknik di Indonesia, khususnya Polbeng. Untuk itu kami sangat terbuka dengan berbagai peluang kerjasama,” ujarnya.
Faisal dan peserta pelatihan Visionary Management Bootcamp lainya juga menyampaikan apresiasi kepada Direktur KLSD, Muhammad Fajar Subkhan, S.T., M.T., yang secara langsung melakukan monitoring and evaluation (monev) pelaksanaan bootcamp di Coventry. Para peserta juga berharap agar program pelatihan semacam ini bisa menjadi agenda rutin Direktorat KLSD mengingat manfaat yang sangat positif yang didapat para peserta.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Coventry University yang telah melaksanakan pelatihan dengan begitu komprehensif. Para peserta berharap kemitraan KLSD dan Coventry University terus berlanjut dalam berbagai program dan kegiatan mendatang.
Editor :Basir
Source : Humas Polbeng